Memories of Group Maho

Minggu, 07 Oktober 2007

Aming Takut Nikah Kayak Tessy



Pernikahan merupakan institusi sakral mengikat dua manusia lawan jenis untuk membangun sebuah keluarga. Ketika menjalani pernikahan memang tak selalu mulus.

Inilah salah satu pertimbangan Aming untuk memutuskan menikah. Komedian bertubuh kurus ini akan berpikir seribu kali untuk berganti status sebagai seorang suami. Apalagi Aming pun nampaknya masih kesulitan mendapatkan sang belahan jiwa.

Kata Aming, "Menikah itu bisa menjadi sebuah neraka, tapi bisa juga menjadi sebuah surga. Bagaimana bisa mendapatkannya, itu bukanlah sebuah perkara mudah. Untuk menikah itu banyak faktornya, kadang banyak juga godaan, segala sesuatunya serba absurd. Tapi yang gue pengen saat ini adalah berkarya karena gue masih muda, memang menikah muda silahkan saja, tapi kalau nantinya tidak baik, itu sia-sia saja."

Woi Arek2 Maho Kota baru Gua dapat Adipura

Selamat Datang di Situs Pemerintah Kota Probolinggo Ciri Khas Kota Bayuangga
Rubrik : Pemkot Probolinggo
Adipura Direncanakan Sejak Dua Tahun Lalu
Selasa, 14 Juni 2007 - by : Admin

Keberhasilan Kota Probolinggo meraih piala Adipura 2007 disambut dengan beragam ekspresi. Para staf lapangan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) mengekspresikan rasa syukur dan bangganya dengan cara mencukur gundul rambut mereka. Cara ini bahkan dilakukan oleh 156 lebih staf lapangan dan kantor.
Ada pemandangan unik saat kirap piala Adipura 2007 dilakukan, kemarin pagi. Kepala-kepala ratusan staf laki-laki berkaos dan bercelana warna oranye terlihat gundul. Mereka bahkan mengecat kepala mereka dengan warna oranye pula.

Itulah para staf lapangan Bagian Kebersihan, DKLH, Pemkot. Mereka adalah salah satu ujung tombak penjaga kebersihan di Kota Probolinggo. Secara bergantian, mereka bekerja pagi, siang dan malam untuk tetap menjaga kota dalam kondisi bersih.

Sejak Senin (4/6), mereka sengaja mencukur gundul rambut masing-masing. Cukur gundul ini mereka lakukan sebagai ekspresi rasa bangga dan gembira atas keberhasilan Kota Probolinggo meraih piala Adipura 2007.

Yang menarik, rencana ini sudah mereka ikrarkan sejak tahun 2005 atau saat penilaian piala Adipura 2006 mulai dilakukan. "Ini merupakan nadzar kami. Sejak tahun 2005 kami bernadzar. Kalau kota meraih piala Adipura maka kami akan mencukur gundul rambut kami," tutur Sudi Pramudya, Kabid Kebersihan, DKLH.

Nadzar itu diidekan oleh Sudi sendiri, Kasi Pewadahan dan Pengumpulan Tayono Hadi dan Rey Suwigtyo, Kabid Kemitraan dan Desiminasi. Namun pada 2005, nadzar itu tidak sampai dilakukan karena Kota Probolinggo gagal meraih piala Adipura. Hasil akhir penilaian untuk Kota Probolinggo jeblok.

Nadzar itu akhirnya mereka lakukan pada Senin (4/6) malam di kantor DKLH, Jln Anggrek 15. Sesaat setelah salah satu staf DKLH mendapat informasi dari staf Kementrian Lingkungan Hidup (LH) tentang keberhasilan Kota Probolinggo meraih Adipura.

Saat itu, Sudi bersama 156 staf lapangan yang ada sengaja datang ke kantor DKLH. Mereka menunggu berita hasil lomba Adipura nasional yang rencananya akan diinformasikan melalui televisi atau faksimili malam itu.

Namun setelah ditunggu cukup lama, kabar yang ditunggu ternyata tidak diumumkan melalui televisi maupun faksimili. Melainkan diumumkan melalui telepon kantor. Salah satu staf DKLH saat itu menerima telepon dari staf Kementerian LH.

Isinya tidak lain menginformasikan keberhasilan Kota Probolinggo meraih piala Adipura 2007. Masih menurut informasi yang disampaikan secara lisan, Kota Probolinggo berhasil meraih piala Adipura setelah mendapat nilai 73,4 pada penilaian tahap kedua.

"Berita itu sangat mengejutkan kami semua. Kami merasa bahagia dengan berita itu. Namun rasanya setengah percaya setengah tidak. Apa betul kita menang," terang Kasi Pewadahan dan Pengumpulan Tayono Hadi.

Saat itu juga, seluruh staf lapangan dari Bidang Kebersihan langsung melakukan sujud syukur. Didorong rasa bangga dan bahagia yang tidak terkira, malam itu juga sebagian besar staf yang ada langsung mencukur gundul rambut masing-masing. Termasuk tiga orang pengide yaitu Sudi, Hadi dan Tyo.

Aksi cukur gundul itu terus berlanjut sampai pagi, Selasa (5/6). Beberapa staf yang belum sempat melakukannya, mulai mencukur gundul rambut mereka pada Rabu dan Kamis (6-7/6).

Alhasil, ratusan staf DKLH mencukur gundul rambut mereka. "Dan semuanya dilakukan dengan sukarela, tidak ada paksaan atau ajakan. Semuanya melakukan dengan ikhlas," terang Nurrahman, Rahmat dan Muhimmah, tiga staf lapangan Bidang Kebersihan.

Namun, keberhasilan meraih piala Adipura ini bukan hanya bernilai kebahagiaan semata. Bagi Bagian Kebersihan, piala Adipura juga merupakan cermin keberhasilan dalam menata mekanisme kerja staf lapangan.

Menurut Sudi, berkali-kali mereka harus bongkar pasang mekanisme kerja. Semuanya dilakukan untuk mencari format atau mekanisme kerja yang paling efektif dan efisien. "Dengan piala Adipura ini, berarti kami bisa menemukan mekanisme kerja yang paling pas untuk saat ini," tuturnya.

Ketapang



Gili Ketapang merupakan pulau yang indah. Terletak 5 mil lepas Pantai Utara Probolinggo. Butuh waktu 30 menit naik perahu motor dari pelabuhan Tanjung Tembaga kesana. Dibagian timur dan selatan pulau tersebut membentang pasir putih yang lautnya belum tercemar dan nampak kebiru-biruan. Saat laut tenang, pengunjung bisa melihat bunga karang yang indah dan berbagai jenis ikan hias berwarna-warni. Pulau seluas 68Ha dihuni 8000 jiwa, sebagian besar warganya Suku MAdura dan hamper 90% menjadi nelayan yang menggantung hidupnya di langit.

Keunikan lain dari pulau ini adalah kepercayaan masyarakat setempat tentang asal-usul nama Gili-Keatapang, bahwa pulau ini mempunyai kekuatan ghaib yang bergerak lamban ke tengah laut. Semula pulau ini menjadi satu dengan daratan desa Ketapang Kecamatan Sumberasih. Ketika Gunung Semeru meletus terjadilah gempa bumi yang sangat dahsyat sehingga sebagian daratan desa ketapang terpisah ketengah sejauh 5 mil dari Kota Probolinggo. Sebagian daratan menjadi sebuah pulau yang bergerak. Oleh sebab itu masyarakat setempat menyebut pulau tersebut dengan nama “Gili-Ketapang” yang berasal dari bahasa Madura yang artinya “mengalir” adalah nama desanya.

Jajaran perahu nelayan yang tengah beristirahat menunggu waktu melaut dimalam hari menandakan 8000 jiwa penghuni pulau ini adalah keluarga nelayan. Bau khas ikan dijemur dan deru mesin perahu nelayan yang kadang berubah fungsi menjadi kapal penumpang mempertegas suasana perkampungan nelayan pulau itu.
Jika cuaca cerah dan angina tampak bersahabat, tampak bersahabat, jsa angkutan kapal nelayan itu selalu bersedia mengantar anda di kapal penumpang, logat osing (dialek bahasa madura) terdengar akrab ditelinga. Memang duduk menunggu diatas geladak perahu sambil berdesak-desakan merupakan hal biasa. Tapi jangan harap menikmati jasa perahu eksekutif.

Jika hari sedang ramai tak kurang tiap 15 menit kapal akan beranjak dari pelabuhan menuju pulau Gili. Setelah perjalanan kurang lebih 30 menit, anda juga akan menemukan keindahan pemandangan dasar laut yang tersaji begitu jelas di dasar perairan.
Misteri Gua Kucing

Meski kurang dikembangkan sebagai wisata layaknya pulau Seribu, ternyata pulau ini tetap menarik perhatian orang. Keberadaan Gua Kucing yang dikeramatkan menjadi sakah satu alasan bagi pengunjung untuk datang. Menurut cerita yang berkembang tempat ini sebenarnya merupakan petilasan Syech Ishap, dia adalah Penyebar Agama Islam, yang pernah singgah dalam perjalanan dari Gresik menuju Blambangan, Banyuwangi.

Mengapa dinamakan gua kucing?, konon karena di gua ini pernah disinggahi syech Ishap ini hidup bersama ribuan kucing. Konon juga salah satu kucing ada yang bertuliskan arab du kepalanya.
Ketika tokoh tersebut meninggalkan pulau ini, populasi kucing ikut berkurang. Anehnya setiap malam JUmat Legi suara “meong” terdengar disela-sela gua, namun setelah didekati, suara itu menghilang.

Selain gua, tentu anda dapat menyalurkan hobi memancing di sekitar perairan pulau. Kalu mau, anda bisa menyewa kapal nelayan sebesar 50 ribu untuk tiga sampai empat jam. Disana anda juga bisa membeli hasil tangkapan laut yang dijual penduduk pasar, untuk sekedar oleh-oleh.

सलाnk



KERINDUAN itu pun sontak terbalaskan ketika lagu “I Miss U But I Hate U” mengentak. Dari kerumunan yang sebelumnya berjejal tidak menentu, semua penonton pun langsung memusatkan perhatian ke atas panggung mengikuti nyanyian lagu dari album bertajuk “Bajakan” itu sambil berteriak-teriak.
Pemandangan pada konser Slank bertajuk “Gudang Garam Internasional; Slankissme Tour” Rabu (21/11) malam itu, memperlihatkan para penonton seakan-akan sangat merindukan penampilan mereka setelah menunggu bertahun-tahun.
Namun, itulah wujud antusiasme para Slankers yang memang selalu diperlihatkan sesering apa pun mereka melihat penampilan grup band yang personelnya terdiri dari Kaka (vokal), Abdee (gitar), Ridho (gitar), Ivanka (bas), dan Bimbim (drum).
Itu pula yang terjadi tadi malam di Lapangan Wonoasih, Probolinggo. Saking antusiasnya, jumlah penonton di area konser yang mencapai 10.000, terus-menerus semakin padat akibat makin banyak penonton yang ingin masuk dan melihat langsung penampilan Slank.
Sejak awal penampilannya, Slank sudah langsung memanaskan suasana. Lagu-lagu bertempo cepat dengan iringan musik yang mengentak, langsung ditawarkan kepada penonton dengan “Gara-gara Kamu” dari album bertajuk “Satu-Satu”, “Malam Minggu”, serta medley “Di Rumahku”, dan “Sederhana”.
Disuguhi beat yang keras secara berturut-turut, penonton pun langsung berteriak meminta air untuk disiram ke arah penonton. Dengan kesesakan yang selalu diwarnai jingkrak-jingkrak ditambah udara yang tidak sejuk, penonton memang langsung merasa kepanasan.
Semangat penonton semakin terlihat saat “Mars Slanker” dinyanyikan. Semua penonton dengan teriakan yang diupayakan sekeras-kerasnya bersama-sama menyanyikan lagu itu.
Di sini tempat cari senang/Salah tempat kalau kau cari uang/Di sini orang-orang penuh kreativitas/Tempat orang-orang survive// Di sini bukan anak-anak malas/Tempatnya para pekerja keras/Di sini bukan anak-anak manja/Sedikit kerja… banyak mintanya//
Meski konser itu bertajuk sama dengan judul album terakhir mereka, Slank memang lebih banyak membawakan lagu-lagu dari album terdahulunya yang sempat menjadi hit. Termasuk juga “Tong Kosong”, “Hujan”, dan “Ku Tak Bisa” yang dinyanyikan kemudian.

Kamis, 30 Agustus 2007

Pribadiku

Hai guys, khusus yang melihat blogku. Selamat menikmati isi dari blog ini semoga pengunjung bisa terhibur. Aku selaku pembuat blog ini akan memberitahukan bagaimana keseharianku dan masalah perempuan.
Kalau dikegiatanku ini, sih simpel aja. Pada saat aku bosan or borring aku pasti hal yang pertama kali aku lakukan adalah bermain gitar. Dimana gitar itu menurutku suatu benda yang membuatku merasa nyaman. Entah mengapa, mungkin karena suara petikan senar yang menyentuh hatiku. Dari lagu-lagu yang kebanyakan aku nyanyikan adalah lagu Rock dimana lagu itu terinspirasikan lagu yang mempunyai skill yang tinggi atau gitaris sejati. Misalnya band dari luar adalah band dari Evanescene. Mengapa aku memilih band tersebut, karena band tersebut lagu-lagunya berskill tinggi disertai dengan lirik yang bagus. Kalau band dari dalam negeri aku lebih memilih band Kapten yang divokali zacky. Band tersebut sebelumnya pernah mengikuti ajang dream band 8 pada tahun 2005. band tersebut telah meraih peringkat kedua. Aku suka band tersebut karena lagu-lagu yang dibawakannya adalah berbau Rock dimana sang gitaris mempunyai yang terbilang hebat.
Kalau masalah perempuan aku sih simple aja. Yang penting dia itu cantik, setia, pintar dan mau terima aku apa adanya. Aku paling gak suka cewek yang mata duitan alias matre. Sebenarnya aku sudah menemukan cewek yang aku nanti-nantikan, tapi aku gak mau ngasih tau yang penting dia itu perfect alias sempurna. Sebenarnya aku mau kenal lebih dekat sama dia tapi aku gak berani. Oh ya sudah dulu ya pengunjung setiaku, kapan-kapan ceritanya aku sambung lagi deh. Bye-bye